Mempengaruhi sikap dan perilaku
Hubungan Sikap
dengan Perilaku.
Pada mulanya secara sederhana
diasumsikan bahwa sikap seseorangmenentukan perilakunya (Sears, dkk, 1999).
Sikap juga selalu dikaitkan dengan perilaku yang berada dalam batas
kejiwaan dan kenormalan yang merupakanrespon atau reaksi terhadap stimulus dari
lingkungan. Dalam hal ini sikap tidak dapat terlepas dari perilaku,
artinya dimana seseorang bersikap menolak suatuobjek ia akan cenderung untuk
menghindari objek tersebut atau bahkansebaliknya jika seseorang menerima objek
tersebut cenderung individu tersebutuntuk melakukannya atau mendekati objek
tersebut.Semakin komplek situasinya dan
semakin banyak faktor yang akan ikutmenjadi pertimbangan dalam bertindak maka
semakin sulitlahmemprediksikan perilaku dan semakin sulit pula menafsirkannya
sebagaiindikator sikap seseorang. Respon perilaku tidak saja ditentukan oleh
sikapindividu, tetapi oleh norma subjektif yang berada dalam inidivu
tersebut.(Saifuddin, 2003)
Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia:
Genetika (dipinjam dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari
kata bahasa
Yunani γέννω, genno,
yang berarti "melahirkan") adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat
pada organisme maupun suborganisme (seperti virus
dan prion). Secara singkat dapat juga
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen
dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang
Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Bidang
kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga
populasi. Secara lebih rinci, genetika
berusaha menjelaskan
- material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
- bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
- bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik)
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek,
orang atau peristiwa[1]. Hal
ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu[1].
Norma sosial adalah
kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat
dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan
kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan
sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam
menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat
bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya,
norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Norma tidak boleh dilanggar.
Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya,
bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang
mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan. Norma merupakan
hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk
secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk
secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk
standar perilaku yang pantas atau wajar.
4.Kontrol
perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya
melakukan suatu perilaku.
Suumber : Wikipedia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar