Kebudayaan
Betawi
Disini
saya akan membahas kebudayaan betawi khususnya untuk acara pernikahan. yap
nikah bahasa betawinya “Kawin”. Dilingkungan saya tempat berada kebanyakan
berasal dari kalangan betawi, termasuk saya sendiri masih ada keturunan
betawinya (walau ngga tulen). Dikalangan betawi banyak sekali hantarannya
(bebawaan bahasa betawinya), mulai dari maharnya (mas kawin), uang mahar, alat
solat, pakaian sehari-hari, tas, sepatu, pakaian dalam, tempat tidur, sprei,
alat mandi, tempat tidur, lemari, sampai-sampai ada beras, kambing idup
sepasang, sayur mayur sepikul, macem-macem kue apalagi dan yang ngga boleh lupa
harus ada adalah roti buaya sama sirih kuning ( tapi sekarang sudah jarang
berhubung dengan si sirih yang sudah jarang ditemukan). Roti buaya sendiri
disimbolkan kesetiaan nih untuk si calon mempelai biar kayak buaya yang selalu
setia sama pasangannya. Kalau si sirih kuning yang dibawa diselipin di kedua
tangan mempelai lelaki, katanya nih untuk simbol serasi, selaras, dan seimbang
(yaa ngga jauh-jauh dari roti buaya). Kalau sudah selesai bahas bebawaannya
kita lanjut ke acara palang pintu. Masih banyak nih sebagian yang pake palang
pintu, palang pintu sendiri simbol kalau anak betawi itu mempunyai ilmu bela
diri yang jago. Nah disini masing-masing mempelai laki-laki maupun perempuan
sudah saling bekerjasama buat palang pintunya jadi pasti di setting kalau
palang pintu si perempuan yang kalah pas adu jago kemampuan silatnya (berabe
kalo palang pintu laki yang kalah ngga jadi kawin hehe). habis palang pintu
udah kebuka nih palang pintu perempuan kalah lanjut deh rombongan mempelai
laki-laki masuk biasanya juga diiringi sama music tanjidor atau iringan
marawis. Sekarang jarang banget yang pake tanjidor jadi diganti sama marawis.
Sekian penjelasan adat budaya pernikahan betawi dari saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar