Rabu, 20 Maret 2013

Penalaran


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Proposisi
Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama. Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar, melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah. Contoh kalimat “terjadi sebuah tabrakan didepan Universitas”. Kalimat tersebut merupakan sebuah proposisi yang bersifat pernyataan factual yaitu sebuah pernyataan yang menyangkut fakta yang dialami oleh seseorang.
Inferensi dan Implikasi
Kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi merupakan sesuatu yang dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Untuk menjelaskan kedua pengertian diatas, dapat dilihat pada contoh berikut : “Bila seorang ibu mendengar tetesan air dalam kamar mandi, maka ia menarik kesimpulan bahwa kerannya bocor atau kurang cermat dalam menutup keran”. Untuk menetapkan kesimpulan mana yang mempunyai kemungkinan yang paling tinggi, harus dipertimbangkan dua faktor : pertama, bagaimana kebiasaan penghuni rumah mempergunakan keran? Dan kedua, berapa lama usia keran tersebut.
Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun secara terstruktur.
Data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian.
Cara untuk menguji data ada 3,yaitu:
  1. Observasi
  2. Kesaksian
  3. Autoritas
Fakta
Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya. Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil observasi yang obyektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.
Cara menguji fakta ada 2, yaitu:
  1. Konsistensi
  2. Koherensi
Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
  1. Tidak mengandung prasangka
  2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
  3. Kemashuran dan prestise
  4. Koherensi dengan kemajuan

Sumber :        
2.      http://meirianie.wordpress.com/2011/02/28/penalaran-menuju-kesimpulan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar