Jumat, 12 November 2010

manusia dan penderitaan anak jalanan


Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan faktor internal dan faktor eksternal. Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipenuhi. Barulah keduanya menemukan kesepakatan yang dicarinya atau diharapkan manusia bisa merasa senang, dan merasa bahagia. Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi, maka manusia akan memikirkan adanya kekurang yang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut. Ketika rasa takut itu sudah menyelinap dan datang menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu datang menyerangnya. Yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin manusia, usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain. Kita sudah tahu bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Faktor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu bukan karena akibat ulah manusia yang bersangkutan. Sedangkan tak murni adalah penyebab yang tidak sepenuhnya berasal dari diri manusia yang bersangkutan.

Dalam hal ini saya akan membahas masalah penderitaan anak jalanan.
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia hidupnya tidak ada yang ideal. Dalam lingkungan sosialpun kita menjumpai hal macam itu. Dalam artian segala kebutuhan yang kita penuhi bisa tercapai seluruhnya. Di Indonesia komunitas anak jalanan begitu banyak, tersebar tidak hanya di kota-kota besar saja, melainkan di daerah-daerah juga banyak sekali anak-anak jalanan. Sebutan anak jalanan digunakan bagi anak-anak yang tinggal atau hidup dijalanan yang sudah tidak mempunyai ikatan keluarga. Tuntutan ekonomilah yang menyebabkan anak-anak jalanan harus bekerja dengan giatnya tanpa mempedulikan pendidikan mereka lagi. Setiap hari derita anak jalanan tidak ada hentinya. Kebanyakan dari mereka yang dibawah umur, sering diperas oleh preman. Preman-preman memaksa agar mereka bekerja dan penghasilan mereka sebagian diberikan kepadanya. Anak jalananpun harus mencari uang tersebut dengan cara mengamen, jadi tukang semir sepatu, menjual rokok, menjajahkan Koran sampai ada yang menjadi penguntil atau copet. Sebenarnya dari pekerjaan mereka yang sederhana ini  tidak menghasilkan keuntungan yang banyak, namun mereka harus melakukannya agar dapat menyambung hidup mereka di kota besar seperti Jakarta. Anak jalanan biasa mangkal di pinggir jalan atau di terminal-terminal. Strategi dan cara penangulangan anak jalanan sangat kompleks. Masalah seperti ini seharusnya di pecahkan bersama, maksudnya pemerintah dan ekstansi-ekstansi harus lebih konsen menyelesaikan masalah ini dengan program-program yang sudah di janjikan. Seperti, aktivitas program yang bisa menggugah masyarakat lewat bulletin, buku-buku, iklan layanan masyarakat di TV, program pekerja anak di radio dan sebagainya. Program penangulangan di atas diharapkan bisa membuka pikiran anak jalanan bahwa sesuatu yang sudah di organisir akan mengakibatkan sesuatu yang lebih baik atau bisa juga sesuai dengan keinginan dan bisa mencapai kesejahteraan.
Kebiasaan anak-anak jalanan setelah lelah bekerja adalah ngelem, buat lagu, dan hanya istirahat biasa. Kebiasaan buruk pengamen selama ini yang kita kenal hanya ngelem, Ngelem itu sendiri merupakan suatu kegiatan menghirup aroma lem secara kontiniu sehingga adanya perubahan pada emosional. Kebanyakan lem yang digunakan untuk ngelem oleh anak-anak adalah lem plastik, lem perabotan dan lem alat rumah tangga disaat ngelem katanya anak jalanan bisa menahan lapar, meringankan penderitaan, menghilangkan persoalan dan membuat pikiran menjadi tenang. Tidak jarang sebenarnya banyak anak jalanan yang mati karena ngelem.